Senin, 12 Desember 2016

Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)

PEMERIKSAAN – I
I.               Hari, Tanggal Praktikum   : Selasa, 10 Maret 2015
II.            Judul praktikum                 : Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
III.         Tujuan praktikum              : Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam
                                           darah pasien
IV.         Landasan teori                   :
              Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri dari 4 kandungan Haem( berisi zat besi) dan 4 rantai globin (alfa, beta, gama dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas utama untuk mengangkut oksigen (O2). Struktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asam amino pada rantai alfa dan 146 molekul asam amino pada rantai beta, gama dan delta. ( Sutedjo, 2006)
              Struktur Hb tertidiri atas 2 unsur utama, yaitu:
1.      Besi yang mengandung pigmen Hem
2.      Protein globin. Sama halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari asam amino
                Hemoglobin memiliki berat molekul yaitu 68 kilo dalton. Tiap molekul Hb terdiri dari 4 gugus Hem dan 1 gugus globin. 1 gugus globin terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida. Rantai polipeptida merupakan rangkaian asam amino. Hb memenuhi seluruh eritrosit dan keberadaannya menentukan morfologi maupun kelenturan eritrosit. (Herawati, dkk. 2000)
                Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan conjugated protein. Adanya Fe ini menyebabkan warna darah merah, bersama-sama dengan eritrosit Hb dengan CO2 menjadi karboxyhemoglobin dan warnanya merah tua. Fungsi Hb, diantaranya:
1.      Mengambil oksigen (O2) dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
2.      Mengatur pertukaran oksigen (O2) dengan karbon dioksida (CO2) di dalam jaringan-jaringan tubuh.
3.      Membawa CO2 dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang.
(Tim Penyusun, 1989)
Proses pembentukan Hemoglobin:
                 Sintesis hemoglobin terjadi selama proses eritropoiesis, sehingga  pematangan eritrosit akan mempengaruhi fungsi Hemoglobin. Bahan pembentuk Hem adalah glisin, suksinil Ko-A, dan piridoksin dengan pertolongan enzim-enzim δ ALA ( Amino Levulinic Acid).
Pembentukan cincin tetra pirol menjadi protoporfirin
      Fe ++ + cincin protoporfirin                   Heme
Heme dibentuk di mitokondria
1.      Pembuatan rantai polipeptida menjadi globin, dibentuk di ribosom
2.      Rantai globin membentuk tetramer yang ada dalam keadaan normal terdiri dari 2 pasang rantai globin yang berbeda, kemudian bergabung dengan 1 gugus Hem.
( Herawati, dkk. 2000)
            Jenis-jeni hemoglobin, yaitu :
1.      HBF(Fetal), terdapat dalam eritrosit janin, dibentuk setelah janin berusia 6 minggu kehamilan, dan < 2 % pada umur bayi > 1 tahun
2.      HBA(Adult), terdapat pada eritrosit orang dewasa dan pada bayi usia 6 bulan terdapat 80-90 % HBA.
3.      HBS(Sel sabit), yaitu Hb abnormal yang paling berat dari jenis Hb lainnya.
(Sutedjo, 2000)
                 Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, penyakit paru obstruktif menahun(COPD), gagal jantung kongesti dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan Hb adalah metil dopa dan gentamicin.
                 Penurunsn Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intra vena berlebihan, dan penyakit Hodkins. Dapat jug disebabkan oleh obat-obatan misalnya antibiotika, aspirin, antineoplastik(obat kanker), sulfonamida dan lain-lain. ( Sutedjo, 2006)
                 Kelainan hemoglobin dapat disebabkan oleh :
1.      Sintesis hemoglobin abnormal
2.      Menurunnya kecepatan sintesis rantai globin α atau β yang normal ( talasemia  α dan β)
                 Kelainan yang paling penting secara klinik adalah anemia sel sabit, hemoglobin (Hb) C, D dan E juga sering ditemukan dan seperti Hb s, merupakan substitusi pada rantai β. Hb tak stabil jarang ditemukan dan menyebabkan anemia hemolitik kronik. Hb abnormal juga dapat menyebabkan polisitemia(familial) atau methemoglobinemia kongenital. Talasemia adalah sekelompok kelainan genetik yang heterogen, disebabkan oleh menurunnya kecepatan sintesis rantai α atau β. ( Hoffbrand, 2006)
                 Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari nilai normal. Cara pencegahan anemia adalah dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe dan vitamin C.
            Cara-cara penetapan hemoglobin:
1.    Cara Tallquist, hanya mendapat kesan kadar Hb saja, kecuali tidak ada hemoglobinometer baru dapat dipakai.
2.    Cara Sahli, kesalahan biasanya kira-kira 10 %. Kelemahannya berdasarkan kenyataan bahwa hematin-asam bukanlah larutan sejati dan alat hemoglobinometer susah di standarkan.
3.    Dengan kupersulfat B. D 1.005, dipakai hanya untuk menetapkan kadar Hb dari donor yang diperlukan untuk transfusi darah.
4.    Cara photo-elektrik kalorimeter, kita mendapatkan kadar Hb lebih teliti. Cara penetapan metode ini, diantaranya:
a.        Cara Cyanmethomoglobin
b.      Cara Oxyhemoglobin
c.       Cara alkali-hematin
(Tim Penyusun, 1989)







V.            Pemeriksaan
V.1. Pra Analitik
a.      Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b.      Persiapan sampel : Darah EDTA
c.      Metode                : Sahli
d.     Prinsip                 :
          Hemoglobin + HCl                  Asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat
e.      Alat dan Bahan
1.      Alat yang digunakan
a.       1 set alat Haemometer
b.      Pipet tetes
c.       Rak tabung
d.      Tabung antikoagulan
e.       Tourniquet
2.      Bahan yang digunakan
a.       Alkohol 70 %
b.      Aquadest
c.       EDTA
d.      Kapas
e.       Sampel darah vena
f.       Spoit 3 mL
V.2. Analitik
Prosedur kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Dimasukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer sampai tanda garis 2
3.      Dihisap darah dengan pipet Hb sampai tanda 20 µL
4.      Dibersihkan darah yang melekat pada luar ujung pipet
5.      Dialirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer (jangan sampai ada gelembung udara)
6.      Dihisap kembali isi tabung ke dalam pipet lalu dikeluarkan lagi( hal ini dilakukan 2 sampai 3 kali agar sisa-sisa darah terbilas)
7.      Diletakkan tabung Hb pada komparator, didiamkan selama 1-3 menit
8.      Ditambahkan aquadest tetes demi tetes sambil diaduk isi tabung hingga diperoleh warna yang sama pada standar alat(komparator)
V.3. Pasca Analitik
a.       Nilai rujukan
Perempuan : 12-16 gr/dL
Laki-laki     : 14-18 gr/dL
b.      Hasil pemeriksaan
Nama pasien      : Mendi indriani
Usia                   : 17 th
Jenis kelamin     : perempuan
Kadar Hb          : 12 gr/dL
VI.               Kesimpulan
              Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil kadar hb pada pasien atas nama Mendi Indriani yaitu 12 gr/dL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar Hb dalam darah pasien masih dalam keadaan normal dimana nilai rujukan kadar Hb untuk perempuan adalah 12-16 gr/dL.
     
Daftar Pustaka
Herawati, dkk. 2000. Penuntun Patologi Klinik Hematologi. Biro Publikasi. Fakultas Kedokteran Ukrida.
Hoffbrand, 2006. Kapita Selekta Hematologi edisi 6. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Sutedjo Aryo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium Edisi Revisi. Amara Books. Yogyakarta
Tim penyusun, 1989. Hematologi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI.












1 komentar:

  1. Permisi, izin salin sebagian tulisannya untuk tugas kuliah ya. Terimakasih banyak.

    BalasHapus