Senin, 12 Desember 2016

Hitung Leukosit

PEMERIKSAAN – II
I.               Hari, Tanggal Praktikum   : Selasa, 17 Maret 2015
II.            Judul Praktikum                : Hitung Leukosit
III.         Tujuan Praktikum              : Untuk mengetahui jumlah leukosit pasien yang
                                           diperiksa dalam sel/µL darah
IV.         Landasan Teori
        Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi. ( Sutedjo, 2006)
       Sel darah putih (leukosit) merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh, mengendung inti dan mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap agen infeksi yang ada. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia.
       Fungsi primer sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Sel ini bekerja dengan erat bersama protein respons imun, imunoglobulin dan komplemen Neutrofil, eosinofil, basofil dan monosit yang merupakan fagosit; semua sel ini mengingesti dan menghancurkan patogen dan debris sel. (Tarwoto 2007)
Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu bergranulosit dan agranulosit.
a.         Granulosit, yaitu sel darah putih yang di dalam sitoplasmanya terdapat granula-granula. Granula-granula ini mempunyai perbedaan kemampuan mengikat warna misalnya pada eosinofil mempunyai granula berwarna merah terang, basofil berwarna biru dan neutrofil berwarna ungu pucat.
b.        Agranulosit, merupakan bagian dari sel darah putih dimana mempunyai inti sel satu lobus dan sitoplasmanya tidak bergranula. Yang termasuk agranulosit adalah limfosit, dan monosit. Limfosit terdiri dari limfosit B yang membentuk imunitas humoral dan limfosit T yang membentuk imunitas selular. Limfosit B memproduksi antibodi jika terdapat antigen, sedangkan limfosit T langsung berhubungan dengan benda asing untuk di fagosit.
(Tarwoto, 2007)
              Proses pembentukan leukosit terdiri atas 2 proses, yaitu granulopoeisis dan Limfopoesis.  Granulopoeisis dimulai dengan keturunan pertama dari hemositoblas yang dinamakan myeloblas selanjutnya berdiferensiasi secara berturut-turut melalui tahap promyelosit, myelosit, metamyelosit batang dan segmen. Pada proses Limfopoesis, limfosit juga berasal dari sel induk yang potensial, selanjutnya dengan pengaruh unsur-unsur epitel jaringan limfoid akan berdiferensiasi menjadi limfosit.
              Peningkatan jumlah leukosit (Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut misalnya pneumonia, meningitis, apendiksitis, tuberculosis, tonsillitis, miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukimia, stress karena pembedahan maupun gangguan emosi, anemia sel sabit, penyakit parasit, kolagen, dan anemia hemolitik. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan karena obat-obatan (misalnya aspirin, kalium yodida, ampicilin, dan lain sebagainya).
              Penurunan jumlah leukosit ( Leukopenia) dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, reumatoid artritis, dan penyakit hemopoetik( anemia aplastik, pernisiosa). Leukopenia dapat juga disebabkan karena penggunaan obat terutama sulfonamida, kemoterapi kanker, antibiotika( penicillin dan cefalosporin).
(Sutedjo, 2006)
              Hitung leukosit menyatakan jumlah sel-sel leukosit per liter darah (SI Unit) atau per mm3 darah. Untuk penerapan hitung leukosit ada 2 metode, yaitu manual dan elektronik. Cara menghitung leukosit metode manual menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop sedangkan metode elektronik adalah cara semi automatik. Cara ini lebih unggul karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil. Namun kelemahannya adalah harga alat mahal dan sulit memperoleh reagen.
              Dalam menghitung leukosit dengan cara manual, darah diencerkan dalam pipet leukosit kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan mengenakan faktor konversi jumlah leukosit per µL darah dapat diperhitungkan. (Gandasoebrata, 1967)
            Kesalahan-kesalahan pada tindakan menghitung leukosit :
1.    Jumlah darah yang diisap kedalam pipet tidak tepat, jika :
a.    Bekerja terlalu lambat sehingga ada kebekuan darah
b.    Tidak mencapai garis tanda 0,5
c.    Memakai pipet basah
d.   Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda 0,5
2.      Pengenceran dalam pipet salah, jika:
a.    Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol berisi larutan turk
b.    Tidak menghisap larutan turk sampai tanda garis11
c.    Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan turk
d.   Terbuang sedikit cairan pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet
3.      Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk
4.      Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung
5.      Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung
6.      Kamar hitung/kaca penutup kotor
 ( Gandasoebrata, 1967)
V.            Pemeriksaan
V.1. Pra Analitik
a.    Persiapan pasien              : Tidak ada persiapan khusus
b.    Persiapan sampel             :  Darah EDTA
c.    Metode Pemeriksaan       : Kamar Hitung Neubauer
d.   Prinsip pemeriksaan         :
            Darah diencerkan dengan larutan asam lemah, sel-sel akan mengalami hemolisis serta darah menjadi encer sehingga sel-sel leukosit mudah dihitung.
e.       Alat dan Bahan
1.    Alat yang digunakan
a.    1 set alat Haemocytometer
·         Kamar hitung Improved Neubauer
·         Kaca penutup
·         Pipet leukosit
·         Selang penghisap
b.      Mikroskop
c.       Rak tabung
d.      Tabung EDTA
e.       Tourniquet
2.    Bahan yang digunakan
a.       Alkohol 70 %
b.      EDTA
c.       Kapas
d.      Larutan Turk
e.       Sampeel darah vena
f.       Spoit 3 mL
g.      Tissue



V.2. Analitik
a.    Mengisi pipet leukosit
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Disiapkan pipet leukosit, selang karet dipasang pada salah satu ujung pipet yang berada didekat bagian yang bulat
3.    Diisap darah(kapiler, EDTA, oxalat) sampai pada tanda garis 0,5 tepat
4.    Dibersihkan kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet menggunakan tissue
5.    Dimasukkan ujung pipet dalam larutan turk sambil menahan darah pada garis tanda tadi, pipet dipegang dengan sudut 45o dan larutan turk diisap perlahan-lahan sampai tanda 11 (jangan sampai ada gelembung udara)
6.     Diangkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan selang penghisap
7.    Dikocok pipet selama 15-30 detik, jika tidak segera dihitung letakkan dalam sikap horizontal
b.      Mengisi bilik hitung
1.      Diperiksa kebersihan permukaan area perhitungan dan kaca penutup, jika terlihat kotor dibersihkan terlebih dahulu
2.      Diletakkan kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya terpasang mendatar diatas meja
3.      Dikocok pipet yang diisi selama 3 menit terus menerus( jangan sampai ada cairan yang terbuang)
4.      Dibuang cairan yang ada dalam batang kapiler (3-4 tetes), segera disentuhkan ujung pipet dengan sudut 30o pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Dibiarkan kamar hitung terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
5.      Dibiarkan kamar hitung selama 2 atau 3 menit agar leukosit dapat mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, disimpan kamar hitung dalam cawan petri tertutup yang berisi segumpal kapas basah.
c.  Menghitung jumlah sel leukosit
1.      Digunakan lensa objektif kecil yaitu pembesaran 10 x (diturunkan lensa kondensor dan dikecilkan diafragma)
2.      Diletakkan kamar hitung pada meja mikroskop, fokus mikroskop diarahkan dibidang bergaris. Dengan sendirinya leukosit-leukosit akan terlihat jelas.
3.      Dihitung semua leukosit yang terdapat dalam ke empat bidang besar pada sudut-sudut, seluruh permukaan yang dibagi
4.      Dimulai menghitung dari sudut kiri atas ke kanan, kemudian turun kebawah dan mulai dari kanan ke kiri. Cara seperti ini dilakukan pada ke empat bidang besar.
5.      Sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri haruslah dihitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan tidak boleh dihitung.
d.   Cara perhitungan
              Ke empat bidang pada bilik hitung masing-masing memiliki luas 1 mm2, jadi luas seluruh bidang adalah 4 mm, karena kedalaman bilik hitung adalah 0,1 mm. Maka volume keempat bidang tersebut adalah 0,4 mm2
jumlah leukosit yg dihitung
Jumlah leukosit  =                                                    x faktor pengencer
                                                 Volume Bilik Hitung
jumlah leukosit yg dihitung
 =                                                    x 20
                                                               0,4


 V.3. Pasca Analitik
a.    Nilai rujukan : 4000-10.000 µL atau 4000-10.000 mm3
b.    Hasil pemeriksaan
Nama pasien          : Mendi Indriani
Umur                      : 17 th
Jenis kelamin          : Perempuan

Jumlah leukosit      : 3. 050 µL

VI.              Kesimpulan
            Dari praktikum yang telah dilakukan yaitu Hitung Leukosit diperoleh jumlah leukosit pada pasien atas nama Mendi Indriani adalah 3. 050 µL darah atau 3. 050 mm3 darah.

  
Daftar Pustaka
Gandasoebrata, R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Sutedjo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium Edisi Revisi. Amara Books. Yogyakarta
Tarwoto, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Tim Keperawatan dan Kebidanan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar