PEMERIKSAAN – II
I.
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 17 Maret 2015
II.
Judul Praktikum : Hitung Leukosit
III.
Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui jumlah leukosit pasien yang
diperiksa
dalam sel/µL darah
IV.
Landasan Teori
Leukosit
merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis
bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula
(mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi. (
Sutedjo, 2006)
Sel darah
putih (leukosit) merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh, mengendung
inti dan mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asingan. Leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat
dan kuat terhadap setiap agen infeksi yang ada. Didalam darah manusia, normal
didapati jumlah leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih
dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut
leukopenia.
Fungsi
primer sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Sel ini bekerja
dengan erat bersama protein respons imun, imunoglobulin dan komplemen
Neutrofil, eosinofil, basofil dan monosit yang merupakan fagosit; semua sel ini
mengingesti dan menghancurkan patogen dan debris sel. (Tarwoto 2007)
Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu bergranulosit dan agranulosit.
a.
Granulosit, yaitu sel darah putih yang di dalam
sitoplasmanya terdapat granula-granula. Granula-granula ini mempunyai perbedaan
kemampuan mengikat warna misalnya pada eosinofil mempunyai granula berwarna
merah terang, basofil berwarna biru dan neutrofil berwarna ungu pucat.
b.
Agranulosit, merupakan bagian dari sel darah putih
dimana mempunyai inti sel satu lobus dan sitoplasmanya tidak bergranula. Yang
termasuk agranulosit adalah limfosit, dan monosit. Limfosit terdiri dari
limfosit B yang membentuk imunitas humoral dan limfosit T yang membentuk
imunitas selular. Limfosit B memproduksi antibodi jika terdapat antigen,
sedangkan limfosit T langsung berhubungan dengan benda asing untuk di fagosit.
(Tarwoto, 2007)
Proses pembentukan
leukosit terdiri atas 2 proses, yaitu granulopoeisis dan Limfopoesis. Granulopoeisis dimulai dengan keturunan
pertama dari hemositoblas yang dinamakan myeloblas selanjutnya berdiferensiasi
secara berturut-turut melalui tahap promyelosit, myelosit, metamyelosit batang
dan segmen. Pada proses Limfopoesis, limfosit juga berasal dari sel induk yang
potensial, selanjutnya dengan pengaruh unsur-unsur epitel jaringan limfoid akan
berdiferensiasi menjadi limfosit.
Peningkatan
jumlah leukosit (Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang
akut misalnya pneumonia, meningitis, apendiksitis, tuberculosis, tonsillitis,
miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukimia, stress karena
pembedahan maupun gangguan emosi, anemia sel sabit, penyakit parasit, kolagen,
dan anemia hemolitik. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan karena
obat-obatan (misalnya aspirin, kalium yodida, ampicilin, dan lain sebagainya).
Penurunan
jumlah leukosit ( Leukopenia) dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu
terutama virus, malaria, alkoholik, reumatoid artritis, dan penyakit
hemopoetik( anemia aplastik, pernisiosa). Leukopenia dapat juga disebabkan
karena penggunaan obat terutama sulfonamida, kemoterapi kanker, antibiotika(
penicillin dan cefalosporin).
(Sutedjo,
2006)
Hitung
leukosit menyatakan jumlah sel-sel leukosit per liter darah (SI Unit) atau per
mm3 darah. Untuk penerapan hitung leukosit ada 2 metode, yaitu
manual dan elektronik. Cara menghitung leukosit metode manual menggunakan pipet
leukosit, kamar hitung dan mikroskop sedangkan metode elektronik adalah cara
semi automatik. Cara ini lebih unggul karena tekniknya lebih mudah, waktu yang
diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil. Namun kelemahannya
adalah harga alat mahal dan sulit memperoleh reagen.
Dalam
menghitung leukosit dengan cara manual, darah diencerkan dalam pipet leukosit
kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam
volume tertentu dengan mengenakan faktor konversi jumlah leukosit per µL darah
dapat diperhitungkan. (Gandasoebrata, 1967)
Kesalahan-kesalahan
pada tindakan menghitung leukosit :
1. Jumlah darah
yang diisap kedalam pipet tidak tepat, jika :
a. Bekerja
terlalu lambat sehingga ada kebekuan darah
b. Tidak
mencapai garis tanda 0,5
c. Memakai
pipet basah
d. Mengeluarkan
lagi sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda 0,5
2. Pengenceran
dalam pipet salah, jika:
a. Kehilangan
cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol berisi larutan turk
b. Tidak
menghisap larutan turk sampai tanda garis11
c. Terjadi
gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan turk
d. Terbuang
sedikit cairan pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet
3. Tidak
mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk
4. Tidak
mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung
5. Tidak
membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung
6. Kamar
hitung/kaca penutup kotor
( Gandasoebrata, 1967)
V.
Pemeriksaan
V.1. Pra Analitik
a. Persiapan
pasien : Tidak ada persiapan
khusus
b. Persiapan
sampel : Darah EDTA
c. Metode
Pemeriksaan : Kamar Hitung Neubauer
d. Prinsip
pemeriksaan :
Darah diencerkan dengan larutan asam
lemah, sel-sel akan mengalami hemolisis serta darah menjadi encer sehingga
sel-sel leukosit mudah dihitung.
e. Alat dan
Bahan
1. Alat yang
digunakan
a. 1 set alat
Haemocytometer
·
Kamar hitung Improved Neubauer
·
Kaca penutup
·
Pipet leukosit
·
Selang penghisap
b. Mikroskop
c. Rak tabung
d. Tabung EDTA
e. Tourniquet
2. Bahan yang
digunakan
a. Alkohol 70 %
b. EDTA
c. Kapas
d. Larutan Turk
e. Sampeel
darah vena
f. Spoit 3 mL
g. Tissue
V.2.
Analitik
a. Mengisi
pipet leukosit
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Disiapkan
pipet leukosit, selang karet dipasang pada salah satu ujung pipet yang berada
didekat bagian yang bulat
3. Diisap
darah(kapiler, EDTA, oxalat) sampai pada tanda garis 0,5 tepat
4. Dibersihkan
kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet menggunakan tissue
5. Dimasukkan
ujung pipet dalam larutan turk sambil menahan darah pada garis tanda tadi,
pipet dipegang dengan sudut 45o dan larutan turk diisap
perlahan-lahan sampai tanda 11 (jangan sampai ada gelembung udara)
6. Diangkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet
dengan ujung jari lalu lepaskan selang penghisap
7. Dikocok
pipet selama 15-30 detik, jika tidak segera dihitung letakkan dalam sikap
horizontal
b. Mengisi
bilik hitung
1. Diperiksa
kebersihan permukaan area perhitungan dan kaca penutup, jika terlihat kotor
dibersihkan terlebih dahulu
2. Diletakkan
kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya terpasang mendatar diatas meja
3. Dikocok
pipet yang diisi selama 3 menit terus menerus( jangan sampai ada cairan yang
terbuang)
4. Dibuang
cairan yang ada dalam batang kapiler (3-4 tetes), segera disentuhkan ujung
pipet dengan sudut 30o pada permukaan kamar hitung dengan
menyinggung pinggir kaca penutup. Dibiarkan kamar hitung terisi cairan
perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
5. Dibiarkan
kamar hitung selama 2 atau 3 menit agar leukosit dapat mengendap. Jika tidak
dapat dihitung segera, disimpan kamar hitung dalam cawan petri tertutup yang
berisi segumpal kapas basah.
c. Menghitung
jumlah sel leukosit
1. Digunakan
lensa objektif kecil yaitu pembesaran 10 x (diturunkan lensa kondensor dan
dikecilkan diafragma)
2. Diletakkan
kamar hitung pada meja mikroskop, fokus mikroskop diarahkan dibidang bergaris.
Dengan sendirinya leukosit-leukosit akan terlihat jelas.
3. Dihitung
semua leukosit yang terdapat dalam ke empat bidang besar pada sudut-sudut,
seluruh permukaan yang dibagi
4. Dimulai
menghitung dari sudut kiri atas ke kanan, kemudian turun kebawah dan mulai dari
kanan ke kiri. Cara seperti ini dilakukan pada ke empat bidang besar.
5. Sel-sel yang
menyinggung garis batas sebelah kiri haruslah dihitung. Sebaliknya sel-sel yang
menyinggung garis batas sebelah kanan tidak boleh dihitung.
d. Cara
perhitungan
Ke empat bidang pada bilik hitung
masing-masing memiliki luas 1 mm2, jadi luas seluruh bidang adalah 4
mm, karena kedalaman bilik hitung adalah 0,1 mm. Maka volume keempat
bidang tersebut adalah 0,4 mm2
jumlah leukosit yg dihitung

Volume Bilik
Hitung
jumlah leukosit yg dihitung

0,4
V.3. Pasca
Analitik
a. Nilai
rujukan : 4000-10.000 µL atau 4000-10.000 mm3
b. Hasil
pemeriksaan
Nama pasien : Mendi Indriani
Umur : 17 th
Jenis
kelamin : Perempuan
Jumlah
leukosit : 3. 050 µL
VI.
Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan yaitu Hitung Leukosit diperoleh jumlah leukosit
pada pasien atas nama Mendi Indriani adalah 3. 050 µL darah atau 3. 050 mm3
darah.
Daftar
Pustaka
Gandasoebrata,
R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Sutedjo,
2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium Edisi
Revisi. Amara Books. Yogyakarta
Tarwoto,
2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Tim
Keperawatan dan Kebidanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar